Surakarta – Pada tanggal 23 Februari 2024 siswa-siswi SMK Muhammadiyah 4 Surakarta, khususnya tim jurnalistik Mu4ra ikut meramaikan Festival Pers 2024. Dalam rangka menyambut HPN atau Hari Pers Nasional Monumen Pers menggelar Festival Pers 2024 yang digelar selama satu bulan penuh, yakni pada tanggal 1- 28 Februari 2024 dengan tema Pers mengawal pesta demokrasi dari masa ke masa. Monumen Pers Surakarta terletak di Jl. Gajahmada No. 59, Timuran, Kecamatan Banjasari, Kota Surakarta. Monumen ini didirikan pada tanggal 9 Februari 1946. Monumen ini didirikan oleh Persatuan Wartawan Indonesia atau yang biasa di sebut PWI.
Dalam acara ini banyak sekali pameran foto yang menggambarkan pemilu beberapa tahun terakhir. Sejarah yang menceritakan pemilu sewaktu jaman Gusdur dan Megawati. Salah satunya adalah saat Megawati menggantikan Gusdur. Tidak hanya pameran saja yang di buka, tetapi monumen pers juga menyediakan fasilitas museum yang bisa kita kunjungi.
Nama Monumen Pers Nasional ditetapkan pada tahun 1973. Melansir situs Indonesia Baik, nama Museum Pers Nasional yang dicetuskan di Palembang pada kongres di Tretes tahun 1973. Diubahnya menjadi Monumen Pers Nasional adalah atas usul PWI cabang Surakarta.
Kemudian lahan serta bangunan gedung Monumen Pers Nasional disumbangkan kepada pemerintah pada tahun 1977. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah nomor HK.128/1977 tertanggal 31 Desember 1977 atas tanah dan gedung “Societeit” tersebut diserahkan kepada Panitia Pembangunan Monumen Pers Nasional di bawah Departemen Penerangan RI.
Monumen Pers Nasional kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto dan dibuka umum pada tanggal 9 Februari 1978. Monumen Pers Nasional dengan penandatanganan prasasti. Sejak 2005 hingga kini, monumen Pers Nasional dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Monumen Pers Surakarta berisi tentang sejarah sejarah Monumen Pers ini berdiri. Museum ini juga memiliki benda benda dari zaman dahulu seperti parasut milik wardiyono, mesin ketik zaman dahulu dengan berbagai model, sepatu merk clarks yang di gunakan untuk terjun payung, kamera milik milik fuaf muhammad syarifuddin, dan miniatur wajah pahlawan yang mendirikan monumen pers.
Monumen pers juga terdapat Prasasti Peresmian Monumen Pers Nasional. Ini merupakan karya seniman solo, Oediyanto Kuarin terbuat dari batu yang berasal dari Gunung Merapi dan dikerjakan dengan teliti selama dua hari untuk dibubuhi tanda tangan oleh Presiden Soeharto saat hari peresmian Monumen Pers Nasional pada 9 Februari 1978
di Monumen Pers juga berisi sejarah tentang Kentongan Swara Gugah. Kentongan Swara Gugah ini dipersiapkan oleh Harmoko sebagai ketua PWI untung acara peresmian digunakannya kembali Monumen Pers Nasional dan penambahan gedung induk Monumen Pers Nasional pada 25 April 1980.
Selain itu Monumen Pers juga menyediakan fasilitas Ruangan Mangkunegaran. Sejarah Mangkunegaran dan foto serta liputan zaman dahulu masih tersimpan rapi dan terawat di Monumen Pers Surakarta ini.
Monumen Pers Nasional terdapat beberapa layanan. Isi Monumen Pers Nasional terdiri dari perpustakaan, arsip media cetak, dan museum pers nasional.
● Perpustakaan Pers Nasional: memiliki koleksi buku kurang lebih 15.000 judul yang dapat diakses dan dipinjam secara cuma-cuma. Keanggotaan perpustakaan ini terbuka untuk seluruh kalangan.
● Arsip Media Cetak: salah satu keunikan layanan yang dimiliki Monumen Pers Nasional yang menyediakan arsip media cetak berupa koran dan majalah dari seluruh nusantara yang berasal dari tahun sebelum kemerdekaan hingga sekarang dan terbuka untuk diakses oleh masyarakat.
● Museum Pers Nasional: area dimana pengunjung dapat menyelami pengetahuan serta dokumentasi tentang sejarah pers nasional melalui koleksi benda pers bersejarah yang berasal dari sabang hingga merauke serta napak tilas para pahlawan dari bidang pers dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Monumen Pers Nasional juga menyimpan berbagai koleksi bersejarah terkait perkembangan pers nasional di Indonesia, koleksi di Monumen Pers Nasional ini meliputi mesin ketik kuno, perangkat radio, surat kabar dan majalah nasional, perangkat multimedia kuno, informasi tokoh pers bersejarah, dan bangunan cagar budaya.
Dengan diadaknya kunjungan ke Monumen Pers Nasional, siswa-siswi SMK Muhammadiyah 4 surakarta diharapkan dapat mengetahui sejarah pers, perkembangan pers dari masa ke masa, alat-alat yang mendukung pers pada jaman dahulu, serta sejarah dari adanya bangunan monumen pers itu sendiri.
Tim jurnalis:
• Angelma
• Astrid
• Syifa’a
• Syifa B